Blog Archives

Dimana letak kebahagiaan?

Mengapa manusia sulit sekali bahagia? Bukankah sedih dan bahagia itu adalah sebuah “pilihan”? Bukanlah sedih dan bahagia itu adalah sebuah “keputusan”? Lantas, mengapa manusia sering sekali merasa hidupnya tidak bahagia, selalu kekurangan, sehingga manusia seringkali mengeluh terhadap nasibnya, terhadap hidupnya?

Beberapa bertahan dan tetap mengeluh, beberapa lagi mengeluh dan berputus asa, sampai ada yang mengakhiri hidupnya. Miris…

Mengapa manusia itu tidak bahagia?

Ternyata jawabannya sederhana saja : “Karena manusia lupa BERSYUKUR!!”

Ternyata kebahagiaan itu letaknya satu sentimeter di bawah telapak kaki kita. Ternyata kebahagiaan itu ada karena kita belajar untuk bersyukur. Di saat kita tidak dapat makanan enak, kita tidak bahagia. Tetapi, coba manusia mengubah cara pandangnya. Disaat kita bersyukur dan sedikit saja melihat ke bawah, bahwa masih banyak sekali manusia diluar sana yang tidak dapat makan. Disaat kita mengeluh tidak mendapat sepatu bagus, diluar sana masih ada manusia yang tetap bisa berbahagia tidak punya kaki. Disaat kita mengeluh dengan orang tua kita yang terkesan cerewet, lihatlah berapa banyak anak – anak panti asuhan yang merindukan kasih sayang orang tua sejak mereka kecil.

Percayalah, kebahagiaan itu bisa datang karena kita memilih dan memutuskannya.

Bukan karena bahagia kita bersyukur,tetapi bersyukurlah, maka kita akan bahagia.

Bersyukur berarti berterima kasih atas apa yang sudah kita dapatkan hari ini, saat ini, detik ini juga, yaitu dengan menyadari bahwa sesungguhnya hidup kita jauhhhh lebih beruntung dibandingkan dengan orang lain di luar sana. Tetapi, bersyukur bukan berarti menerima apa saja yang ada dan apa saja yang terjadi di dalam kehidupan kita. We need to Achieve more! Karena kita mempunyai potensi untuk selalu berkembang ke arah yang lebih baik.

Mari sama – sama bersyukur. Sama – sama saling mengingatkan bahwa hidup kita jauh lebih beruntung diatas orang lain. Karena..

“Kunci menuju kebahagiaan hati adalah berhenti membandingkan kekurangan Anda dengan kelebihan orang lain.”

 

Give Thanks!

—————-

Your beloved friend,

Fenny Wongso